Kamis, 31 Mei 2018

Kisah sang penggembala Ilmu (episode 1)

Di sudut Kota kecil kedua di Jawabarat hiduplah seorang anak muda yang berumur 25 Tahun, dia sudah bosan dengan title pengangguranya maka dia berpikir ingin mencari kerja, ketika dia melangkahkan kakinya dengan semangat membara, dari situlah dia ingin mencapai sebuah harapannya.

Detik, menit, jam, Hari, minggu, bulan sampai tahun dia lewati semua itu untuk berada pada titik kulminasi kehidupan.

Dia pun berkata "apalah dayaku Tuhan, setiap langkah telah ku coba untuk mencapai sebuah kesuksesan, Engkau telah berikan semua jalannya kepadaku, tapi ???rasanya Harapanku belum tercapai.

Ohh Tuhan, engkau Maha mengetahui dan memahami semuanya, sekiranya hamba harus terus melangkah sampai berdarah-darah hamba siap melangkah ya Allah".

Pada suatu Hari, tepatnya pada Hari senin jam 06.30 cuaca tak secerah seperti Hari kemarin, dia pun menggerutu "apakah aku harus terus melangkah dalam keadaan seperti ini ?".

Dengan semangat yang membara, dia pun melangkahkan kakinya walau cuaca sedang mendung.

Ketika dia berjalan menelusuri perjalanannya untuk mencari kerja, cuaca di pagi Hari itu pun turunlah mata air dari langit dengan derasnya membasahi bumi ini.

Dia pun seraya berkata "ohh Tuhan, apakah ini sebuah ujian ?apakah ini sebuah halangan ?"

Setelah dia berkata seperti itu, dia pun berlari untuk berteduh di sebuah toko material, sesaat dia berteduh di toko tersebut dia pun melakukan perbincangan dengan warga seorang bapak-bapak.

Pemuda : pagi-pagi ini udah hujan yah Pak ?
Bapak-bapak : namanya cuaca A (panggilan kepada seorang anak muda) di prediksi sama para ahli pun kalau Tuhan berkata lain akan berbedalah cuacanya juga A.
Pemuda : bener juga sih Pak, mau kemana emangnya bapak ?
Bapak-bapak : bapak mau berangkat kerja A, kebetulan aja bapak ga bawa jas hujan.
Pemuda : oh gitu yah Pak.
Bapak-bapak : A kerja dimana ?
Pemuda : kebetulan saya sedang berikhtiar mencari kerja Pak.
Bapak-bapak : oh gitu A, A lulusan sekolah tingkat apa ?
Pemuda : saya Lulus sekolah tingkat smp Pak, saya tidak melanjutkan sekolah saya ke SMA karena kondisi perekonomian keluarga tidak memungkinkan.
Bapak-bapak : oh gitu A, terus A mau nyari kerja Jenis pekerjaannya apa ? Pemuda : apa aja sih Pak daripada saya menganggur.
Bapak-bapak : boleh minta kontak handphone AA ?
Pemuda : boleh Pak.
Bapak-bapak : bapak nanti kabarin AA kalau bapak punya info lowongan kerja yah A ?
Pemuda : oh iya, makasih banyak pak.

Karena jarum jam terus berputar ke arah jam 08.00 si bapak tersebut pun berpamitan kepada si anak muda tersebut.

Bapak-bapak : bapak berangkat dulu yah A takut telat soalnya bapak.
Pemuda : oh gitu, silahkan Pak, hati2 di jalannya Pak.

Kecepatan turunnya air langit tersebut semakin mengurangi kecepatannya sampai berhenti turunnya air langit tersebut.

Pemuda tersebut pun berkata "akhirnya, berhenti juga" (tersenyum dengan bahagia).

Disaat dia berteduh, si pemilik toko material tersebut sedikit mendengar percakapan antara Pemuda dan bapak-bapak yang sedang berteduh di depan toko materialnya.

Kemudian pemilik toko material tersebut memanggil anak muda tersebut.

Pemilik toko : AA, A lagi nyari kerja?
Pemuda : kebetulan iya Pak (dengan jawaban ramahnya)
Pemilik toko : mau ga kerja di toko saya A?
Pemuda : mau Pak, kalau memang bapak sedang membutuhkan pegawai (dengan ekspresi bahagianya).
Pemilik toko : bapak buka tokonya dari Hari senin-jum'at jam 08.00-16.00 WIB.
Pemuda : oh gitu Pak, oke siap Pak kalau gitu mah.
Pemilik toko : tapi bapak ga bisa gaji AA besar, gimana?

Sejenak terdiam Pemuda tersebut, lalu menjawabnya..

Pemuda : tidak apa-apa Pak, yang paling penting saya bisa bekerja membantu bapak.
Pemilik toko : yasudah, kamu boleh Bekerja sekarang juga. 
Pemuda : sekarang mulainya Pak?
Pemilik toko : iya sekarang.
Pemuda : oke siap laksanakan Pak.

Bekerjalah seorang anak muda tersebut dengan rajin dan jujur dalam bekerjanya.

Suatu Hari Pemuda tersebut terbesit sebuah pikiran, bahwa Pemuda itu pengen juga memanfaatkan waktunya pada Hari sabtu dan minggu yang liburnya..

Kemudian Pemuda tersebut berkata "gimana kalau saya jualan aja pas Hari sabtu sama minggunya ?lumayan juga Kan 2 Hari libur saya di manfaatkan untuk menambah penghasilan saya". Dia pun berkata lagi "tapi modalnya darimana yah ?nanti aja ah, saya Cari modal dulu aja".

Selama 6 bulan lamanya dia bekerja, suatu Hari dia berjalan-jalan melangkahkan kakinya pada Hari libur kerjanya.

Ketika dia berjalan, tepatnya pada pukul 20.00 malam WIB (malam minggu) di depan salah satu kampus swasta di kotanya, dia melihat kumpulan anak muda sedang berkumpul dengan asyiknya, lalu dia pun penasaran dengan kumpulan anak muda tersebut, kemudian dia menghampirinya.

Setelah dia bergabung dengan kumpulan anak muda tersebut, dia pun memperhatikan apa yang sedang di bahas oleh kumpulan anak muda tersebut dan memperhatikan dengan seksama apa yang sedang di bahasnya, kemudian dia paham bahwa kumpulan anak muda tersebut sedang melakukan diskusi/kajian dengan tema mengenai "peran dan fungsinya Ilmu Pengetahuan". Sejenak dia berpikir "ngapain yah anak2 muda ini ngumpul bahas mengenai perang fungsinya ilmu ?"

Lalu anak muda tersebut pun bertanya kepada salah orang di kumpulan diskusi tersebut.
Pemuda : ini kumpulan apa yah bang ? Abang : ohhhh, ini kumpulan Majelis Insan Cita bang.
Pemuda : wah ???kumpulan Majelis Insan Cita itu apa bang ?
Abang : kumpulan ini sejenis kumpulan diskusi mengenai ilmu pengetahuan. Pemuda : kenapa Majelis Insan Cita ini membahasnya hanya seputar teori bang ?
Abang : bagaimana caranya kalau Kita mau mempraktekan sesuatu Hal tanpa konsep ?kami merasa setiap apa yang orang sukses lakukan akan berdasarkan konsep dan teori, artinya kami bekali terlebih dahulu isi otak kami sebelum otot kami pakai.
Pemuda : oh gitu yah, iya2 say paham bang.

Setelah ngobrol Pemuda tersebut pamit untuk pulang ke tempat peristirahatan sementaranya.

Se sampai dia di tempat istirahatnya, dia teringat apa yang tadi dia obrolkan dengan abang kumpulan Majelis Insan Cita tersebut.

Dia pun berkata "kalau indikator keberhasilan atau kesuksesan itu ilmu pengetahuan, maka saya pastikan saya Alan memulai budaya ilmu akan tidak tumpul otak saya".

Waktu ke waktu dia jalani dan sadari, bekerja seperti biasa dan turut serta kumpul di kajian/diskusinya Majelis Insan Cita sewaktu dia libur.

Setelah dia ikuti beberapa pertemuan kajian tersebut, lalu dia berpikir "kenapa saya tidak pandai dalam berteori dan berliterasi ?ah sudahlah, kalau saya terus menyesal, seolah-olah saya berjalan mundur".

Kemudian dia pun ter-stimulus oleh kajian Majelis Insan Cita, sehingga dia pun mulai membaca buku online yang Ada di aplikasi smartphonenya.

Perlahan dan pasti dia membaca buku dengan dasar bahwa dia ingin tahu, satu buku dia baca sampai selesai, tapi seolah-olah dia tidak dapat apa2 dari apa yang dia telah bacanya, lalu dia pun mengulas kembali bacaan bukunya yang telah selesai dia baca sampai ketiga kalinya, dia merenungi apa yang dia pahami yang Ada di dalam buku tersebut.
Lalu dia meneriakan sebuah kata "bodoh, bodoh,bodoh, kenapa saya tidak membaca walaupun saya tidak sekolah ?kenapa saya tidak melakukannya waktu dulu, bodoh rasanya hamba ini Tuhan, sekarang saya paham mengapa orang yang Berilmu derajatnya lebih tinggi daripada orang yang tidak berilmu".

Satu, dua, tiga sampai sepuluh buku dia lahap dalam waktu 6 bulanan, tidak hampa rasanya dari hasil apa yang telah dia baca.

Kemudian dia pun berkata "kalaulah dengan membaca aku bisa tau dan mengenal dunia, maka saya Akan manfaatkan waktu saya dengan membaca".

Penasaran alias kepo pemilik toko material tersebut, kepada Pemuda yang bekerja di tokonya itu. Lalu dia pun ngobrol dengan seorang Pemuda tersebut.

Pemilik toko : maaf nih A bapak Mau nanya, dari beberapa bulan ke belakang AA bapak perhatikan sekarang rajin baca buku ?emang suka baca buku AA?
Pemuda : dengan membaca Kita bisa tau dan mengenal dunia Pak.
Pemilik toko : luar biasa alesannya A.
Pemuda : manusia itu tidak berbeda antara satu sama lainnya, yang membedakannya itu ketakwaannya yang mempunyai ilmu pengetahuan.
Mengapa? Karena Ada strata sosial di kehidupan?karena menurut saya adanya suatu timbal balik antara si A dan si B.
Pemilik toko : lantas kalau AA suka baca buku kenapa ga coba nulis aja AAnya?
Pemuda : Nulis ?menulis maksudnya Pak?
Pemilik toko : iya menulis A, dengan menulis Kita bisa menghasilkan apa yang Kita inginkan, pertama kepuasaan dan kebahagiaan manusia itu sendiri, kedua, mendapatkan hasil baik dalam segi materi maupun immateri.
Pemuda : bener juga yah Pak, nanti saya coba untuk menulis pak.

Percakapan tersebut berlangsung kurang lebih 1 jam, waktu menunjukan pukul 16.00 waktu jadwal bekerja dia habis, lalu dia pun beres2 untuk menutup tokonya selesai itu kemudian dia pamit kepada pemilik toko tersebut.

Se sampai dia di tempat istirahatnya, dia pun langsung mandi, kemudian dia pun mencoba untuk menulis...

Rabu, 30 Mei 2018

My Hope

Untukmu Harapanku

Ketika orang tua memanjatkan doa kepada-Nya, ketika itu Tuhan mendengar apa yang disampaikan oleh para hamba-Nya.

Ketika Pemuda memanjatkan doa kepada-Nya, ketika itu Tuhan paham apa yang disampaikan pemuda didalam doanya.

Saatku terlahir di Alam semesta, semua telah diatur oleh-Nya.

Saatku balita sampai dewasa, ku bertanya Dia menjawabnya, ku mencari Dia meridhoi.

Kini aku dalam posisi dewasa, dewasa bagiku tak menarik, bahkan aku sempat berpikir, kenapa harus Ada istilah dewasa ?

Ah sudahlah, hidup kadang bisa di mengerti, kadang Pula tidak bisa di mengerti.

Apakah kamu tau lucunya anak balita ?kau tau ketawanya anak balita ?

Polos, hanya kata polos yang dimiliki oleh balita.

Apakah kamu tau sikapnya orang dewasa ?kau tau tindakannya orang dewasa ?

Prinsip tanggung jawab, hanya itu yang menjadi modal orang dewasa.

Untukmu Harapanku....

Ku tau kau sudah dewasa, kamu di didik oleh orang tuamu menjadi seseorang yang dapat berguna.

Ku tau kau sudah dewasa, kamu belajar dari TK mungkin sampai sarjana.

Ku tau kau sudah dewasa, kamu berpikir apa yang telah kamu pilih dan kamu bahagia atas apa yang telah kamu pilih.

Untukmu Harapanku...

Bila suatu Hari nanti Kita berjumpa, tak banyak ingin aku ceritakan kepadamu, karena bagiku cerita hanyalah sebuah kenangan.

Bila suatu Hari nanti Kita berjumpa, tak banyak ingin aku katakan kepadamu, karena bagiku kata hanyalah kata, kata bisa bermakna bila Ada bentuk nyata.

Bila suatu Hari nanti Kita berjumpa, ku pastikan perjumpaan kita tak hanya dalam sudut pandang mata.

Bila suatu Hari nanti Kita berjumpa, ku buktikan perjumpaan Kita dalam ridho-Nya.

Untukmu Harapanku...

Tuhan telah memastikan ketentuan-Nya.
Tuhan telah memahami harapan hamba-Nya.

Hanya berbekal tangan yang menengadah untuk bermunajat kepada-Nya.

Hanya berbekal syukur dan ikhlas untuk mencapai ridho-Nya.

Untukmu Wahai Harapanku..

Selasa, 29 Mei 2018

Purwakarta Istimewa

Menggelitik ketika mengetahui istilah Purwakarta Istimewa, apa yang menggelitiknya ?dalam Hal apa keistimewaan Purwakarta ini ?

Dulu Purwakarta memiliki situ buleud, sekarang masih Ada situ buleud juga. Lantas apa Istimewanya ?

Dulu Purwakarta Ada situ wanayasa, sekarang masih Ada situ wanayasa juga. Lantas apa Istimewanya ?

Dulu Purwakarta Ada bendungan Jatiluhur, sekarang masih Ada Jatiluhur juga. Lantas apa istimewanya ?

Dulu Purwakarta Ada kemiskinan, sekarang masih Ada kemiskinan. Lantas apa istimewanya ?

Dulu Purwakarta Ada pengangguran, sekarang masih Ada pengangguran. Lantas apa istimewanya ?

Dulu Purwakarta Ada anggaran buat orang-orang tidak mampu (miskin), sekarang kemanakah anggaran tersebut?

Anggaran yang di sediakan oleh pemerintahan Daerah buat masyarakat Purwakarta sudah Ada, lantas apakah masyarakat mengetahui berapa anggaran tersebut ?

Kebijakan yang dikeluarkan Pemerintahan daerah di Purwakarta bejibun kebijakan tersebut, lantas apakah masyarakat paham mengenai kebijakan tersebut ?

Purwakarta Istimewa ohhhh Istimewa, lantas apa istimewanya ?

Semakin Hari semakin bingung, semakin berkaca diri semakin linglung.

Bingung karena apa ?karena istilah Purwakarta Istimewa ini apa indikatornya ?

Linglung karena apa ?karena istilah Purwakarta Istimewa ini apa dampaknya ?

Sudahlah, Mari Kita mencari istilah baru yang sesuai dengan kondisi dan realita yang Ada di Purwakarta.

Sudahlah, Mari kita  bangun kembali Kota Purwakarta dengan sebuah istilah yang bermakna dan sesuai dengan realita.

Purwakarta Istimewa bukanlah istilah yang luar biasa, Purwakarta Istimewa hanyalah slogan tanpa melihat kondisi dan realita yang ada di Purwakarta.

Masyarakat Madani (idea atau realita)

Menarik apa yang telah Kita bahas di episode 6 kajian Majelis Insan Cita dengan tema "membangun masyarakat madani"

Apa yang menariknya ?

Pemantik berkata bahwa konsep masyarakat madani itu waduk (baca : bullshit), kenapa ?karena mau tidak mau Kita itu terlahir di tanah Ken arok dan Ken dedes, mengapa seperti itu ?karena negara Kita bila di pandang dalam sudut pandang history tidak adanya konsep masyarakat madani di negara Kita ini, mengapa ?karena negara Kita di bangun atas dua sisi, pertama dari sisi politik dan intrik.

Konsep masyarakat madani ini Merupakan sebuah cita-cita luhur setiap Insan yang hidup di Alam semesta, cita-cita luhur ini mempunyai sebuah keinginan dan aktualisasi secara real (kenyataan) bukan dalam tataran idea atau pun gagasan.

Tipologi manusia yang berkembang dalam sejarah diantaranya :
Pertama, bahwa manusia itu pada dasarnya jahat, karena efek yang di pandangnya dari kacamata sosial.
Kedua, bahwa manusia itu pada dasarnya baik, karena efek yang di pandangnya dari konsep fitrahnya manusia itu sendiri.
Ketiga, tipe manusia ini Merupakan tipe yang di dasari dari sebuah kesadaran (rasio komunikatif).

Hal ini Merupakan sebuah Pola dasar bahwa konsepsi masyarakat madani harus di dasari dari sebuah bentuk kesadaran individu sehingga mencapai sebuah kesadaran kolektif.

Apakah masyarakat madani idea atau realita ?

Masyarakat madani sebuah idea/gagasan besar untuk mencapai sebuah keadilan kemakmuran di dalam berbangsa dan bernegara.

Masyarakat madani secara realita harus dilakukan oleh setiap individu dalam masyarakat tersebut.

Masyarakat madani di pandang secara idea karena manusia tersebut pesimis, masyarakat madani di pandang secara realita karena manusia tersebut optimis.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Kalau nasi makanan primernya manusia, lantas makanan primernya negara apa ?

Bernegara itu ibarat berkeluarga, bernegara itu ibarat berorganisasi.

Kalau negara punya konsep kesatuan, keluarga pun mempunyai konsep kekeluargaan.

Kalau negara punya konsep keadilan kemakmuran, cinta pun mempunyai konsep mengasihi dan menyayangi.

Negara Kesatuan Republik Indonesia atau Negara Kesatuan Rakyat Internasional ?

Gagasan penyatuan keberagamaan ini dikeluarkan oleh founding father Kita bapak mohamad natsir dengan mosi integralnya.

Natsir mempunyai gagasan mosi integral ini Merupakan salah satu bentuk penyatuan dalam Hal keberagamaan, baik keberagamaan dalam lingkup keyakinan maupun kesosialan.

Indonesia yang Kaya akan sumber daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), saking kayanya Indonesia maka Kaya dengan kesabaranya juga. Sabar dalam perkara apa ?sabar dalam perkara menerima suburnya ketidak seimbangan dalam Hal apapun (politik, ekonomi, sosial, Hukum, budaya).

Negara Kesatuan Republik Indonesia Merupakan manifesto untuk membangun negara secara keseluruhan, membangun Akan infrastruktur dan suprastruktur. Apakah negara Kesatuan Republik Indonesia sudah di bangun sebagaimana mestinya ?

Jawabannya bisa iya ataupun tidak, jawaban iya ketika Kita berada di posisi kaum elite (pemerintah), jawaban tidak ketika Kita berada di posisi kaum rendah (masyarakat).

Membangun Hal yang besar bukan dengan Cara membuat sebuah aturan sebanyak mungkin, membangun Hal yang besar dengan Cara mengidentifikasi persoalan-persoalan yang berkembang sehingga mengeluarkan solusi yang pas untuk membangun negara secara menyeluruh.

Mari Kita bangun dan Mari Kita bergerak, dengan membangun dan bergerak Kita akan siap menerima semua hasilnya.

Kebutuhan primer, sekunder dan tersier dalam kaca mata ekonomi Merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh semua elemen.

Makanan merupakan sumber primer masyarakat, makanan primer negara adalah memberikan sumber primer tesebut kepada masyakat secara kebutuhannya.

Negara Negara Kesatuan Republik Indonesia sama dengan bersatu memberantas kemiskinan, korupsi dan lain-lain.
Negara adalah alat untuk mencapai suatu keadilan kemakmuran di masyarakat, sedangkan masyarakat adalah subjeknya. Apakah kita memposisikan sebagai alat atau subjek ?

Ketika masyarakat memposisikan sebagai alat, maka masyarakat Akan mengamini sebuah yang dikatakan oleh negara (baca : pemerintah).

Ketika masyarakat memposisikan sebagai subjek, maka masyarakat akan melakukan suatu proses berpikir dalam mengamini suatu persoalan yang berkembang.

Masyarakat subjek adalah masyarakat cerdas, apakah Kita sudah cerdas ?

Melangkahlah

Langkah demi langkah ku telusuri. Langkah demi langkah ku jalani. Langkah demi langkah ku lalui.

Dengan melangkah Kita menjalani hidup penuh dengan warna.

Dengan melangkah Kita bisa Tau makna.

Dengan melangkah Kita bisa mengerti dan memahami realita.

Nestapa hadir ketika Kita melangkah.

Bahagia hadir ketika Kita melangkah.

Suka duka hadir ketika Kita melangkah.

Hei manusia !! kau di bekali akal.

Hei manusia !! kau di bekali organ tubuh yang sempurna.

Hei manusia !! kau memahami realita.

Hei manusia !! kau mengetahui semua cara menghadapinya.

Terisak, terinjak. Apakah kau terus diam ?
Bergerak, bertindak. Hanya dengan melangkah kau bisa menghadapi semuanya.

Senin, 28 Mei 2018

Pemerintahan : Struktural formal dan informal

Pernahkah Kita (baca : masyarakat) membutuhkan negara ?kapan negara itu hadir di tengah masyarakat ?

Dua pertanyaan mendasar itu yang melatarbelakangi Akan sebuah masalah individual dan sosial.

Negara Merupakan organisasi yang mempunyai ruang lingkup secara besar, sedangkan masyarakat Merupakan unsur penting dalam negara tersebut.

Dikatakan sebagai negara karena memenuhi beberapa unsur yang terdiri dari : wilayah, pemerintahan, masyarakat dan pengakuan negara lain.

Pemerintahan yang Ada di dalam negara mempunyai banyak elemen, baik elemen administrasi, politik, budaya, Hukum dan lain-lain. Kita bernegara mengamini dan mematuhi segala peraturan-peraturan yang Ada di dalam negara tersebut, baik peraturan secara formal (baca : Hukum positif) maupun secara informal (baca : Hukum Alam).

Adanya suatu peraturan yang di rancang oleh pemerintah untuk masyarakat demi kepentingan umum, artinya kepentingan secara menyeluruh. Kepentingan secara menyeluruh ini diejawantahkan di dalam sebuah Struktural formal (baca : lembaga/instansi negara) seperti : lembaga Hukum (pengadilan), lembaga Pendidikan (Menteri/dinas) dan lain-lain.

Struktural formal Merupakan suatu bentuk pemerintah yang terlembagakan secara formal dan mempunyai rule of the game dalam peran dan fungsinya.

Masyarakat Merupakan kumpulan dari subjek/individu yang tergabung didalam satu negara, apakah masyarakat pun memiliki Struktural ?

Struktural formal suatu hierarki yang secara tersurat diatur oleh peraturan yang berlaku secara hukum positif, sedangkan Struktural informal suatu hierarki yang secara tersurat dan tidak diatur oleh peraturan yang berlaku.

Contoh Struktural informal : antara pedagang dan pembeli, guru dan murid, orang tua dan anak.

Apakah Kita membutuhkan negara ?kapan negara itu hadir di masyarakat ?

Apakah Kita membutuhkan negara ?

Masyarakat akan membutuhkan negara secara Struktural formal, karena pengakuan suatu masyarakat diatur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh peraturan/perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut.

Kapan negara itu hadir ?

Negara hadir di masyarakat Hari ini seakan-akan setelah adanya suatu problem sosial dari situlah negara hadir,

apakah negara hadir setelah adanya suatu kejadian ?

kalau begitu negara mempunyai sifat statis dalam mengentaskan problem sosial. Jadi, kapan negara hadir ?

Negara hadir sepatutnya dalam tataran mencegah dan mengobati, artinya negara hadir sebelum adanya problem sosial dan sesudah adanya problem sosial.

Problem sosial Merupakan tugasnya negara secara Struktural formal harus bisa mengentaskan persoalan-persoalan sosial yang berkembang dan terjadi di masyarakat.

Berbeda dengan persoalan individual, persoalan individual negara tidak bisa hadir karena itu adalah persoalan Struktural informal yang dimiliki masyarakat.

Beberapa contoh persoalan sosial : Kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan lain-lain.

Beberapa contoh persoalan individual : Kemalasan, kegalauan dan lain-lain.

Kontrak sosial dilakukan ketika persoalan yang bersifat sosial bukan yang bersifat individual.

Diam Kita tertindas, melawan Kita menindas, secukupnyalah !

AKAL, KATA & KARYA

Bukanlah seorang Pemuda yang mengatakan inilah bapakku, tapi seorang Pemuda yang mengatakan inilah aku (Ali bin Abi Thalib)

Aku memberi orang-orangapa yang mereka inginkan.
Aku membawakan sajak karena mereka
menyukainya sebagai hiburan.Di negaraku, orang tidak menyukai puisi.
Sudah lama aku mencari orang yang
menginginkan tindakan, tetapimereka semua ingin kata-kata.
Aku siap menunjukkan tindakan pada kalian;tetapi tidak seorang pun akan menyikapinya.Maka aku hadirkan padamu -- kata-kata.
Ketidakpedulian yang bodoh akhirnya membahayakan, Bagaimanapun hatinya satu denganmu. (Tindakan Dan Kata-kata, Jalaludin Rumi)

Manusia hanya di bekali akal, manusia hanya di bekali kata, manusia hanya di bekali karya.

Cogito ergo sum (aku berpikir maka aku Ada) sebuah petuah yang di sampaikan oleh Descartes mengindikasikan eksistensi manusia di prioritaskan dalam sebuah konsepsi hidup di bumi.

Manusia Merupakan refresentasi Tuhan di yang hidup dan berkembang di Alam semesta, apakah manusia sudah pantas memegang title wakil Tuhan ?

Hal itulah yang sudah sepatutnya Kita renungi bersama untuk mengembalikan sebuah peran, fungsi dan tujuan manusia sebagaiman mestinya.

Akal adalah alat yang di berikan Tuhan kepada manusia untuk Kata mengkonsep dan mengejawantahkan nilai-Nya.

Kata adalah sebuah senjata yang dapat meluluh lantakan Alam semesta.

Karya adalah bentuk nyata yang dihasilkan dari sebuah kata oleh manusia.

Manusia berakal, manusia berkata dan manusia berkarnya.

Hiduplah manusia untuk kehidupan, berkehidupanlah manusia untuk kehidupannya.

Minggu, 27 Mei 2018

"NILAI YANG TAK BERNILAI"

Janganlah mencoba menjadi orang sukses. Jadilah orang yang bernilai (Albert Einstein)

Apa yang dikatakan Albert Einstein Merupakan suatu Hal yang perlu Kita renungi bersama, mengapa ?karena tolak ukur yang jelas bukanlah tolak ukur kesuksesan ekonomi ataupun tahta yang dimiliki oleh manusia.

Nilai Merupakan tolak ukur yang fundamen yang berdampak pada suatu Hal yang positif, mengapa ?karena Nilai Merupakan suatu tatanan sistem individu yang dijadikan panduan oleh manusia tersebut.

Manusia Merupakan suatu bentuk nyata didalam kesempurnaan-Nya, dari bentuk real kesempurnaan-Nya di konsepkan manusia tersebut memiliki Dua unsur yang terdiri dari : unsur ilahiyah Dan unsur insaniyah.

Unsur ilahiyah Merupakan asas/pondasi berkeyakinan manusia tersebut, sedangkan unsur insaniyah merupakan nilai yang teraktualisasi dalam kehidupannya.

Sosial Merupakan suatu arena yang dilalui oleh manusia, sosial pun Merupakan suatu unsur yang dapat mengubah manusia.

Apakah manusia di ubah oleh sosial ?ataukah sosial di ubah oleh manusia ?

Manusia Merupakan subjek dalam kehidupan, sosial Merupakan sarana yang di manfaatkan oleh manusia.

Manusia akan menilai sosial, kemudian sosial pun Akan menilai manusia tersebut.

Apakah manusia dapat dikatakan bernilai karena sosial ?ataukah sosial yang Tak bernilai dalam kaca mata manusia ?

Manusia bisa benar mempunyai nilai atau bisa juga salah dan sosial bisa benar mempunyai nilai atau bisa juga salah.

Ah, sudahlah....melintasi laut dengan cara berenang bisa engkau lintasi, tapi apakah engkau sadar ?

Demokrasi atau Korporatokrasi

Ditulis oleh : Mochamad Aripin Sudah Kita ketahui bersama bahwa para pakar mendefinisikan apa itu demokrasi ?Dan apa itu politik ?bila Kita...